Sebelum ajal mendekat dan mengkhiant,
mencengkram dari belakang 'tika kita tidak melihat'
Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,
Tidak lupa tiba-tiba malam membenam,
Layar merah berkibar hilang dalam kelam,
Kawan, mari kita putuskan kini di sini :
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
Jadi isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kecup perempuan,, tinggalkan kalau merayu,
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,
Jangan tambatkan pada siang dan malam
Dan hancurkan lagi apa yang kau perbuat,
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa,
Tidak memberi pamit pada siapa saja!
Jadi mari kita putuskan sekali lagi :
Ajal yang menarik kita 'kita merasa angkasa sepi,
Sekali lagi kawan, sebaris lagi :
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!
Karya: Chairil Anwar
Sumber : https://id-id.facebook.com/pages/Kumpulan-puisi-puisi-chairil-anwarpujangga2-muda-indonesia/187001444681702
Sumber : https://id-id.facebook.com/pages/Kumpulan-puisi-puisi-chairil-anwarpujangga2-muda-indonesia/187001444681702
0 komentar:
Posting Komentar